Minggu, 14 Juli 2013

cara cek sistem pengisian alternator

Tujuan dari Charging system ini pada dasarnya adalah untuk melakukan pengecasan ulang terhadap daya aki yang terpakai saat melakukan starter, menyalakan lampu, dan aksesoris lainya. Selain itu charging system juga menjadi sumber tegangan utama saat mesin kendaraan hidup.
Charging system merupakan sistem pada kendaraan yang tidak terlalu berkembang dalam artian tidak begitu banyak mengalami perubahan dari dulu hingga sekarang.
Charging system bekerja dengan cara :
Merubah Energi mekanik (putaran pulley yang di hubungkan oleh v belt ke crank saft) menjadi Energi Elektrik.
Komponen utama Charging system
Komponen utama dari Charging system antara lain Aki, Alternator, Voltage Regulator.
Sering kali kita menvonis aki kita rusak, sebenarnya belum tentu aki kita tersebut sudah rusak apalagi untuk aki yang masih berumur di bawah 8 bulan..kemungkinan kecil untuk rusak. Bisa saja aki mengalami discharge yang sangat besar karena tidak normalnya Charging System kita. Apabila tidak adanya pengisian oleh Charging system..maka daya dari aki akan terkuras dan lama-lama akan habis terpakai. (menghidupkan koil, lampu, komputer, dll). Jika sudah habis maka mobil kita akan mogok …Sebenarnya aki ini masih bisa dipakai jika kita melakukan charge ulang dengan menggunakan battery charger….
komponen Charging system lainya yaitu Alternator.(disebut juga dinamo Ampere).Yaitu sebuah generator yang menghasilkan arus AC (Alternating Current), Namun arus AC ini segera dirubah menjadi DC(Direct Current) oleh alternator itu sendiri. Sebab pada kendaraan (mobil pada umumnya) menggunakan aki 12V DC.
Voltage Regulator : Fungsi dari voltage regulator adalah sesuai dengan namanya mengatur tegangan agar output dari alternator berada pada kisaran 13,5volt sampai 14,5 volt…agar tidak merusak komponen elektrikal pada kendaraan. Pada awalnya pengatur tegangan ini ditempatkan terpisah dengan alternatornya berupa Cut Out..tetapi sekarang seiring dengan kemajuan teknologi fungsi dari pengatur tegangan ini sudah dapat di bentuk dengan modul ic yang kompak sehingga bisa di letakan didalam alternator itu sendiri.
Cut out
Pengisian pada kendaraan dapat dianalogikan dengan aliran air. Aliran air untuk mengisi sebuah ember kosong akan cepat apabila selangnya cukup besar dan juga tekanan dari air tersebut cukup kencang. Namun tekanan yang terlalu kencang dapat menjebol sambungan2 selang dan juga ember itu sendiri. Demikian halnya dengan Pengisian pada kendaraan. Tegangan atau Voltage dari charging system mirip dengan tekanan pada air…dan selang yang digunakan adalah kabel pengisian. Sedangkan ember penampung air dalam charging system adalah Aki. Terlalu besar Voltage dapat merusak komponen kendaraan seperti aki, computer, dan lain-lain(merupakan tugas dari voltage regulator untuk menahan agar ini tidak terjadi). Agar pengisian aki dapat berlangsung cepat maka hambatan pada kabel harus seminimal mungkin dan arus pengisian (ampere) yang cukup deras.
Ketika kendaraan melaju dengan kencangnya kemungkinan output tegangan dari alternator akan semakin meningkat. Seiring dengan itu maka voltage regulator mengurangi kekuatan magnet dari alterntor sehingga secara otomatis output dari alternator menjadi berkurang juga.
Kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi
Kemungkinan kemungkinan kegagalan dari charging system antara lain :
1. Kegagalan pada Alternator (dinamo ampere) itu sendiri seperti :
Rusak nya salah satu dari tiga gulungan. Sehingga output yang dihasilkan menjadi 2/3 dari output seharusnya. Masalah seperti ini sangat jarang terjadi dan sangat sulit untuk cepat dideteksi. Sebab gejala kerusakan akan terasa apabila kita menggunakan seluruh aksesoris kendaraan secara bersamaan. Seperti mengendarai dimalam hari dengan lampu, AC, Tape, Defogger, fog lamp, wiper pada kondisi hidup mungkin baru akan terasa ..ketika wiper melambai, head lamp ikut mengedip atau main. Nah ini kemungkinan salah satu dari 3 gulungan putus.
Rusaknya salah satu diode dari 6 diode rectifier : Gejalanya sama percis dengan gejala diatas.
Rusaknya Voltage Regulator : Hal ini ditandai dengan cepat putusnya komponen-komponen electrical anda seperti bohlam, dan komponen lainnya. Selain itu timbul bau asam menyengat dari aki karena penguapan yang begitu besarnya. Hal ini harus segera diperbaiki karena selain merusak komponen electrical yang lain juga dapat merusak Aki.
Suara berisik hingga macet : Suara berisik yang mungkin timbul dari alternator adalah karena adanya komponen bearing alternator yang sudah macet atau rusak. Sehingga saat alternator berputar dengan kencang akan terdengan suara gemuruh bahkan kalau sudah parah akan timbul macet pada rotor dinamo ampere sehingga tidak terjadi pengecasan sama sekali.
2. Kegagalan pada wiring system seperti :
Medan magnet tidak terbentuk : Ketika posisi kunci kontak sudah pada posisi on maka seharusnya pada alternator sudah terdapat medan magnet. Hal ini dapat dijadikan dasar pengecekan pertama pada alternator anda. . Jika tidak ada medan magnet maka dapat dipastikan charging system tidak bekerja dengan sempurna. Hal ini dapat disebabkan karena adanya socket ke alternator yang lepas (sering terjadi) selain itu juga bisa diakibatkan brush atau arang alternator sudah habis.
Kabel pengisian utama (dari charging output) korosi atau putus : apabila kabel utama pengisian ini putus maka Alternator akan bekerja sia-sia, sebab keluaran dari alternator tidak ditampung dengan baik. Begitu pula jika terjadi korosi pada kabel pengisian utama ini..misalnya dari charging output terminal keluar 14 volt , karena korosi maka yang sampai ke terminal aki menjadi hanya 12,6 volt…sehingga pengisian akan berkurang dan tidak maksimal.
Kabel Ground dari aki ke Egine kurang baik atau korosi : Sama halnya dengan kabel pengisian utama yang korosi, kabel grounding dari terminal aki – ke engine yang korosi dapat menurunkan kemampuan pengisian. Karena grounding alternator mengambil langsung dari body alternator yang di baut ke engine. Sehingga apabila grounding dari aki ke engine kurang baik..maka hasil dari pengisian alternator juga akan berkurang.
Metode Pengecekan Sederhana
Pengecekan Medan Magnet
Seperti dijelaskan diatas, Cara pengecekan Paling sederhana adalah dengan merasakan apakah medan magnet terjadi ketika kunci kontak pada posisi ON. Caranya dengan menggunakan Sebuah benda logam besi seperti obeng, atau pisau…dekatkan pada dinamo ampere ketika kunci kontak pada posisi On (cukup pada posisi on tidak perlu hidup mesin). Apabila terdapat medan magnet minimal anda tahu bahwa wiring dan alternator sudah benar. Tetapi apabila tidak terdapat medang magnet Segera cek wiring dan bila perlu alternator.
Cara pengecekan dengan Voltmeter

1. Ukur Voltase di kepala aki + dan – saat mesin dimatikan. catet.
2. Ukur voltase di kepala aki + dan – saat mesin di hidupkan.
3. Ukur voltase ketika mesin hidup dari terminal B ke bodynya alternator itu sendiri.
4. Ukur Voltase ketika mesin hidup dari terminal B ke kepala aki -
5. Ukur Voltase ketika mesin hidup dari body alternator ke kepala aki +
test alternator and wiring
jika hasil test nomer 4, 5 (lebih kecil dari nilai hasil test nomer 3..) gagal maka ada kemungkinan kabel ground atau kabel dari pengisian utama dari charging output bermasalah…
Sebenarnya masih banyak cara pengecekan yang lain..namun menurut TS dua metode diatas sudah cukup untuk mengecek kondisi Charging system bagi pemilik Mobil.

Kamis, 11 Juli 2013

Tune up mesin toyota kijang

BERIKUT INI MERUPAKAN CARA CARA MELAKUKAN TUNE UP MESIN TOYOTA KIJANG

  Tune Up Motor bensin
1.1   Pemeriksaan tutup radiator
Langkah-langkah memeriksanya:
a.   Cuci tutup radiator dengan air bila kotor.
b.   Periksa kondisi bagian tutup radiator yaitu pada penguci dan katup katupnya.

Gambar e. Pemeriksaan tutup radiator
c. Pasang perigetes pada tutup radiator dan pilih pipa adaptor yang kedalamnya sesuai dengan tutup radiator.
Gambar f. Mengetes tutup radiator

1.2 Memeriksa kebocoran sistem pendingin
Fungsinya sebagai alat penyetabil / menjaga temperatur mesin supava tetap normal selama bekerja.
Alat                 Bahan              Waktu
Kontak alat     Mesin hidup

Langkah kerja
a.   Periksa kebocoran radiator, slang — slang, paking kepala silinder & rumah termostat.
b.   Periksa kebocoran seal pompa air pada seal mesin hidup, jika bocor air akan keluar melalui lubang pelepas.

Pemeriksaan ketinggian minyak pelumas
Langkah pemeriksaan:
a. Mesin dalam keadaan mati dan oli terkumpul pada kalter.
b. Tongkat pemeriksa oil (stek) kita angkat, jika kotor kita lap dengan kain kemudian di masukkan lagi, angkat lagi stek tersebut dan kita periksa.
Keterangan :
v  Jika kondisi oli sudah berwarna hitam dan terasa ada kotoran / gram maka kondisi oil tersebut jelek.
v  Untuk melihat ketinggian oil maka angkat stek oil dari mesin dan periksa, jika masih batas ukur normal maka masih baik dan jika di bawah normal maka harus di isi lagi (untuk mesin memiliki SAE 20 — 50).

Penyetelan celah katup
Bertujuan
v  Mengetahui katup isap dan buang
v  Menentukan katup yang dapat di setel
v  Menyetel katup
Alat :
v  Kontak alat
v  Kunci sok 3/8
Bahan
v  Motor bensin 4 tak 4 silinder

Langkah kerja:
v  Cari besar celah kutup di dalam buku data (biasanya katup buang 0,3 dan katup isap 0,2) besar celah katup pada mesin panas dan dingin berbeda
v  Lepas tutup kepala silinder
v  Putar puli searah jarum jam sampai tanda TMA
Gambar g. Arah putaran
v  Topkan silinder 1 setel celah katup yang dapat disetel. Ciri silinder pertam katup buang dan katup isap dapat di stel dan silinder nomor 4 buang dan isap tidak dapat distel.
Gambar h. Cara penyetelan katup

1.3. Pengetesan Kompresi
Bertujuan untuk mengetahui tekanan kompres
Kontak alat dan compresi tester
Langkah kerja :
v  Hidupkan mesin sampai temperatur kerja (75 — 85 °C)
v  Lepas semua busi dan silinder 1 sampai terakhir
v  Gronkan kabel tegangan tinggi koil atau kabel (—) koil di lepas
v  Pasang alat ukur kompresi tester pada lubang busi (ditekan rapat – rapat )
v  Buka penuh katup gas dan ditahan
v  Mesin distater sampai jarum bergerak minimum 3 kali kemudian baca tekanannya (tekanan kompresi yang baik pada jenis motor Toyota Kijang adalah 9 – 12 kg/cm2 dan perbedaan hasil tekanan kompresi pada masing — masing silinder maksimum 1 kg/cm2)

1.4Penyetelan Celah Busi
Bertujuan membersikan kotoran atau kerak pada celah busi
Alat : fuller (spark phug guager), kunci busi, sikat baja
Cara kerja :
  1. Lepas busi pada masing — masing silinder dengan kunci busi
  2. Bersihkan elektroda dan kerak dan kotoran (jangan memakai kertas gosok karena bisa menyebabkan elektroda cepat habis).
  3. Setel celah busi (celah busi 0,06 — 0,80 mm).
  1. Setelah diukur pasang kembaili busi pada masing-masing silinder.

1.5 Memeriksa Hambatan Kabel Busi
Pemeriksaan tahanan setiap penghantar, dan elektroda didalam tutup distributor sampai strekerbusi, tahanan penghantar tidak boleh lebih 20 ksl jika tahanan tersebut terlalu besar maka lepas bagian penghantar dan periksa satu persatu mencari yang rusak.
Keterangan : Jika tahanan tinggi dan tegangan besar maka mesin sulit hidup
Memeriksa busi dengan W meter / avorneter posisikan x I W dibaca skala atas, kabel busi dikatakan bagus apabila jarum bergerak penuh ke kanan (hasil °O)
Periksa kabel busi yang satu dengan yang lain mungkin ada arus yang terhubung karena hubungan singkat.

I.6. Memeriksa Rotor dan Tutup Distributor
Dengan menggunakan kontak alat ohm / avometer
Cara memeriksa:
  • Pemeriksaan dilakukan secara visual dilakukan dengan melihat kondisi fisik dan motor dan tutup dan kecetakan.
  • Dengan menggunakan ohm meter yaitu dengan mengukur hambatannya (sama dengan hambatan kabel busi).

1.7 Melepas dan Memasang Distributor
Berfungsi berbagi arus ke masing-masing busi dengan perantara motor.
Tujuan melepas distributor dan merakitnya dengan baik.
Alat Kontak alat
Cara kerja :
a. Melepas distributor
v  Kontak dalam posisi off
v  Buka tutup distributor
v  Lepas baut pengikat lalu angkat distributor
b. Pemasangan distributor
v  Topkan kompresi 1
v  Kembalikan posisi saat pengapian (5-10) sebelum TMA
v  Posisikan aduans vakum sejajar dengan mesin
v  Posisikan rotor melintang terhadap mesin
v  Cocokkan alur roda gigi poros distributor dengan alur roda giginya tepat maka dengan sendirinya rotor akan menghadap busi no 2
v  Pasang baut pengikat (jangan di keraskan)
v  Setel saat pengapian (stel dengan lampu kontrol) kabel (+) lampu kontrol ke (-) coil, kabel (-) lampu kontrol ke body, kunci kontak posisi on, putar perhahan-lahan penuh ke kanan dan kembalikan kekiri sampai mendapatkan lampu kontrol mulai menyala / platina terjadi percikan bunga api.

1.8 Memeriksa dan Menyetel Saat Pengapian
Tujuan :
v  Menyetel saat pengapian dengan timming light
Alat :
v  Kontak alat
v  Timming light
Bahan:
v  Motor hidup
Cara penyetelan :
  1. Pasang lampu timming light (kabel merah ke (+) batery, kabel hitam ke (—) batery, kabel busi pada timming di letakkan pada kabel busi no 1)
Gambar j. Pemasangan lampu timming
  1. Setel putaran idle / kontrol
  2. Lihat saat pengapian pada putaran idle, lihat tanda pengapian yang terletak pada puli roda gaya jika tanda tidak kelihatan warnai dengan kapur tulis
Gambar k. pemeriksaan dengan lampu timming
  1. Kendorkan baut pengikat pada distributor sampai distributor dapat di pergerakkan. Jika pengapian tidak tepat, maka tepatkan saat pengapian dengan memutar distributor.
1.9 Memeriksa Advand Vacum
Advand vakum berfungsi untuk memajukan dan memundurkan saat pengapian berdasarkan beban mata / pembukaan gas karburator.
Pemeriksaan advand vacum pada saat distributor terpasang
Langkah kerja :
a. Lepas tutup distributor
b. Lepas selang vokum yang menuju ke karburator
c. Isap slang tersebut
Gambar I. Pemeriksaan Advand Vakum
2.0. Pemeriksaan Advand Sentriftigal
Berfungsi sebagai memajukan / memundurkan saat pengapian berdasarkan putaran motor.
Tujuannya memeriksa advans sentrifugal sederhana
Langkah kerja :
  • Cara memeriksa
a. Pada distributor terpasang
  • Buka tutup distributor
  • Putar rotor dengan tangan searah putaran motor waktu mesin hidup 10-15˚ tahan kemudian lepas.
Gambar m. Pemeriksaan sederhana Advand sentrifugal
  • Sentrifugal akan baik jika rotor di lepas maka rotor akan kembali seperti semula.
  • Jika tidak kembali guvernor harus di ganti atau perbaiki.
2.1Memeriksa dan menytel celah platina
Fungsi platina untuk memutus dan menghubungkan arus listrik primer coil
Cara memeriksa celah platina untuk mendapatkan dwell yang baik 0,4-0,5 mm
Cara menyetel platina :
  1. Posisikan mesin mati konci kontak off
  2. Lepas tutup distributor dan distributor
  3. Posisikan platina membuka dengan cara memutar poros engkol
  4. Longgarkan baut pengikat platina dan stel pada alur platina
  5. Keraskan baut pengikat platina pasang rotor dan tutup distributor
  6. Periksa percikan bunga api pada kabel koil
  7. Hidupkan mesin periksa kembali sudut dwell.

2.2. Memeriksa dan menyetel sudut dwell
a. Tujuan :
  • Mengetes sudut dwell dengan pengetes dwell
b. Alat :
  • Pengetes dwell
  • Kontak alat
c. Bahan :
  • Mesin hidup
d. Langkah penyetelan :
  • Hidupkan mesin stasioner
  • Pasang alat ukur dwell tester (kabel (+) pengetes ke (-) coil, kabel pengetes (-) ice groun)
  • Tempatkan tombol ice dwell
  • Baca alat ukur (ukuran yang baik motor 4 tak ± 1-4)
Gambar 9. Dwell tester
Keterangan:
Jika melebihi 56 maka kondisi platina terlalu rapat dan akan mengakibatkan icon platina cepat panas / aus. Jika kurang dari 52 maka kondisi platina terlalu renggang dan mengakibatkan pengapian kecil.

2.3 Menyetel Campuran Udara pada Kalburator
Tujuan :
  • Menyetel campuran udara
Bahan :
  • Kotak alat
Cara penyetelan :
  1. Hidupkan mesin dengan stationer sampai mencapai tujuan kerja (mesin hangat)
  2. Putar baut setelah udara kekanan dengan menghitung jumlah putarannya berlahan-lahan dan salah satu tangan memegang gas, (semakin diputar kekanan penyetelan udara maka semakin miskin dan mesin cenderung mati).
  3. Semakin baut di putar ke kanan mesin akan cenderung mati dan di imbangi dengan gerakan katup gas.
  4. Setelah baut diputar penuh kekanan, putar berlawanan arah ke kiri secara perlahan-lahan sampai mendapatkan hidupnya mesin yang betul-betul normal (ciri-cirinya : aroma gas buang tidak pedih dimata, getaran pada mesin paling kecil, pembakaran elektroda pada busi berwarna putih dan kecoklat-coklatan dan kering).
  5. Pada waktu di putar ke kiri harus di hitung jumlah putarannya.

2.4.. Penyetelan Putaran Idle (Stationer)
Tujuan :
Menyetel campuran idle dan campuran bahan bakar tanpa pengetes gas buang.
Alat :
  • Kotak alat
  • Tech nonieter
Bahan :
  • Mobil / motor hidup
Langkah Pengukuran :
  1. Hidupkan mesin stationer
  2. Pasang alat ukur RPM Tester dan sklarnya posisi low tach kabel merah ke negatif coil kabel hitam kemasa / body.
  3. Baca alat ukur RPM Tester kemudian hasil ukuran tersebut di kalikan 100
  4. Putaran stationer yang baik adalah 700-800 rpm, untuk 4 tak 4 silinder.
  5. Jika hasil ukur kurang / melebihi ukuran spesifikasi maka setel campuran idle dengan skrup penyetel yang terletak pada katup gas.
Langkah Penyetelan :
  • Putar skrup penyetelan kearah luar sampai putaran mulai turun / mesin hampir mati.
  • Putar skrup penyetel kearah dalam secara tahap demi tahap dengan setengah putaran tunggu sedikit dan perhatikan reaksi motor. Pada saat terdengar putaran mulai turun kendorkan skrup penyetel = setengah putaran untuk mendapatkan penyetelan campuran yang benar.
Catatan :
  • Pada waktu penyetelan dan pemeriksaan katup jangan sekali-kali mesin di gas karena akan merusak komponen alat ukur.
  • Jangan melihat tachnometer dengan perasaan hasil penyetelan lebih akurjika adal  


 janganlah berhenti dan bosan untuk selalu belajar otomotif  karena teknologi otomotif itu  akan terus berkembang dan berkembang ,,cukup sekian dari saya,semoga bermanfaat untuk kita semua,,amin